Categories
Uncategorized

Kelebihan dan Kekurangan Kompor Tanam Untuk Rumah Minimalis

Tampilan Jika dilihat dari segi tampilan, menggunakan kompor tanam memang akan lebih terlihat rapi dan modern. Karena pemasangannya yang ditanam permanen di dalam kitchen set membuat hanya bagian tungku kompor yang akan terlihat. Sedangkan untuk bagian lain seperti pipa dan selang gas diletakkan di dalam kitchen set. Sayangnya pemasangan yang demikian sedikit rumit untuk dilakukan orang awam. Sehingga perlu tangan ahli untuk memasang kompor tanam ini.

Keamanan Keuntungan lain dari pemasangan kompor secara tanam adalah posisinya yang permanen, sehingga dapat mengurangi risiko kebocoran gas akibat kompor tergeser. Selain itu juga kompor gas tanam juga dilengkapi dengan deteksi kebocoran, yang akan membuat kompor tidak menyala saat gas bocor. Hanya saja karena tertanam permanen, membuat kompor ini tidak bisa dengan mudah dipindah. Sehingga kalian perlu memikirkan posisi yang benar-benar tepat sebelum menempatkannya.

Kapabilitas Fungsi Untuk mendukung kesan modern, beberapa fitur turut ditawarkan oleh kompor tanam ini. Contohnya saja timer dan alarm yang berfungsi sebagai penanda apabila masakan telah matang. Hanya saja kompor ini sedikit mustahil untuk digunakan untuk oven tradisional. Karena permukaannya yang terlalu datar tidak dirancang untuk desain oven kompor.

Bahan Satu hal lagi yang membuat kompor tanam lebih terlihat elegan adalah bahan baku pembuatannya. Kebanyakan kompor tanam dibuat dari material stainless steel. Di samping menambah kesan elegan, karena terbuat dari material stainless steel juga membuat kompor tanam lebih mudah dibersihkan. Sayangnya, karena bahannya ini juga harga yang ditawarkan menjadi sedikit di atas kompor gas kebanyakan. Belum lagi tambahan biaya yang masih harus dibayar untuk proses instalasinya. Kebanyakan perubahan memang ada untuk menjawab kebutuhan yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi. Semoga setelah membaca ulasan di atas kalian bisa memutuskan pilihan sesuai kebutuhan kalian, selamat mencoba!

Categories
Uncategorized

KPR Konvensional vs KPR Syariah

Dalam transaksi tersebut, bank syariah ‘seakan’ membeli rumah yang diinginkan konsumen dan menjualnya kepada konsumen tersebut dengan cara dicicil. Kredit rumah di bank syariah juga tidak mengenakan bunga, namun bank mengambil margin keuntungan dari harga jual rumah. Misalnya, konsumen ingin membeli rumah yang harga tunainya Rp600 juta. Pihak bank syariah akan membeli rumah tersebut dan menjual kembali kepada Anda dengan mengambil margin keuntungan Rp150 juta. Maka uang yang harus Anda cicil selama masa tenor adalah Rp750 juta, dikurangi jumlah uang muka. Berikut ini beberapa poin yang membedakan KPR Konvensional dan KPR Syariah:

KPR Konvensional :

• Syarat dan ketentuan ditetapkan bank pemberi kredit

• Suku bunga disesuaikan dengan naik-turunnya BI rate atau kebijakan bank

• Apabila konsumen terlambat atau menunggak pembayaran akan dikenakan sanksi berupa denda

• Tenor berkisar 5 – 25 tahun

KPR Syariah :

• Menggunakan prinsip akad Murabahah (jual-beli)

• Tidak mengenal sistem bunga sehingga cicilan tetap selama masa tenor

• Jika konsumen terlambat atau menunggak pembayaran, tidak akan didenda

• Tenor berkisar 5 – 15 tahun

Kelebihan KPR Syariah Cicilan bersifat tetap, tidak tergantung pada suku bunga Bank Indonesia. Ketika ingin melunasi pembayaran lebih awal, bank syariah tidak akan mengenakan penalti atau denda seperti pada KPR konvensional. Dapat melakukan perencanaan keuangan bagi keluarga karena sifat cicilan yang tetap. Saat ini, uang muka lebih ringan dibanding KPR konvensional, yakni bisa hingga 10%, sedangkan pada KPR konvensional minimal 20% (15% per Agustus 2016). Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.